Tradisi Meugang Di Aceh
Pasar daging Meugang Pasar Inpres Lhokseumawe
BEREH.ID, LHOKSEUMAWE, Menyambut
Bulan Ramadhan dan hari Lebaran di Aceh sudah menjadi tradisi turun temurun
dari Nenek Moyang (Indatu) bahwa ditandai dengan Potong lembu/Kerbau atau hewan
lain yang sejenis dan halal. Hari Potong (Mak Meugang) begitu penting dalam
masyarakat Aceh, makan daging bersama dalam rangka memuliakan tamu Allah yaitu
bulan suci Ramadhan. Atau menyambut lebaran Idul Fitri dan Idul Adha. Ada syair lagu Aceh yang bisa saya ingat “Kepeu
sie saboh beulangeng, meunyo aneuk inong hana sajan ma”. Artinya setiap hari
meugang itu tradisi juga anak menjenguk orang tua, lebih-lebih anak perempuan
dengan membawa hasil masakan daging dan makan bersama dengan orang tua. Tradisi
lainnya bagi pengantin baru, paling kurang meugang pertama setelah perkawinan
menantu perempuan dibawa pulang ke Mertuanya oleh suami dengan menenteng
rantang masakan. Tradisi ini sangat terasa di dalam masyarakat di pedesaan di
Aceh.
Pengalaman pribadi saya ketika baru berkeluarga, meugang pertama beli
daging yang bagus jika ada yang super super masakannya empuk, jika masakan enak
kan isteri yang mendapat komentar dari mertua atau keluarga besar.
Fenomena hari ini sebagian sudah bergeser, seiring dengan perang peradaban
budaya yang “Meubalek cak meutuka cok” padahal belum tentu sesuai dengan
kondisi masyarakat kita. Budaya makan daging di Aceh secara kolektif ya pada
hari Meugang, satu tahun tiga kali. Setiap Kepala Keluarga wajib membeli daging
pada hari tersebut walaupun harga daging tinggi. Selain tiga hari tersebut
makan daging bersama keluarga, Memperingai Maulid Nabi Muhammad SAW. juga waktu
yang ditunggu-tunggu dan persiapan utuk itu sudah ada. Semisal bagi masyarakat
di gampong, kalau kita minta duitkontan tidak ada tetapi kalau untuk kenduri
untuk memperingati kelahiran Nabi,wah makanan berlimpah. Ayam peliharaan sudah
disiapkan, dan lainnya,yang jelas kenduri untuk “Pang Ule”.
Tradisi Maulid ini ada positif, bagi perantau berkeempatan bersilaturrahim pulang ke kampung untuk merayakan Maulid Nabi. Kumpul Keuarga besar pada acara maulid suatu kebahagiaan. Demikian sekelumit torehan saya tentang Hari meugang di Aceh semoga bermanfaat.
Comments
Post a Comment